Semua
Karena Cinta
Semua orang pasti senang bila diperhatikan oleh
kekasihnya, namun tidak denganku yang tak mencintai kekasihku. Kenapa bisa
pacaran kalu ngga cinta? Itu pasti pertanyaan yang keluar dari benak kalian
saat membaca kisah ini.
Semua berawal ketika Damar menyelamatkanku saat aku
hampir loncat dari sebuah gedung tua karena diputusin. Damar mampu menguatkanku
dan membangkitkanku dari keterpurukan dan Damar pun menembakku tepat seminggu
setelah kejadian itu. Aku berhutang budi dan berhutang nyawa kepada Damar dan
memutuskan untuk menerimanya agarku bisa membalas kebaikannya.
#####
“Serius lu mau mutusin Damar?” tanya Mira temanku
“iya gue gamau terus-terusan nyakitin dia, gue gamau
membangun sebuah hubungan kalau hati gue ngga ada disitu” jawabku
“sukses deh ya buat keputusannya, oke gue cabut
duluan yawww”
“sip”
Sebuah motor matic berwarna biru berhenti didepanku
dan memang itu adalah Damar.
“Mar, gue mau ngomong sesuatu. Kita pulangnya
ketaman dulu yah?” ujarku
“oke sip, yuk naik biar ngga kesorean” jawabnya
dibarengi oleh tubuhku yang sudah siap diposisi pembonceng dengan tangan yang
melingkar dipinggangnya.
Sesampainya ditaman Damar langsung memarkir motornya
dan kami pun duduk disebuah kursi yang menghadap kedanau yang indah.
“Mar gue mau putus” ujarku lemas
“gue ngga mau Tih, gue sayang lu. Gue ngga mau
kehilangan lu” jawabnya santai namun tegas
“gue ngga pernah cinta sama lu Mar, ini Cuma akan
nyakitin lu”
“gue ngga ngerasa disakiti dan gimanapun perasaan lu
ke gue, gue tetep cinta lu Tih”
“Maafin gue Mar, lu mau kan ajarin gue buat cinta
sama lu”
“itu pasti sayang, gue akan jadi kekasih yg terbaik
buat lu”
Jujur ini sangat sulit, hati Damar seperti malaikat,
aku tidak sanggup untuk memutuskan hubungan ini. Aku coba untuk perlahan namun
pasti mencintainya walaupun itu sulit.
#####
Besok adalah Anniv satu tahun hubunganku dan Damar,
rasa itu kini telah timbul dan aku semakin hari semakin besar cinta yang Damar
tunjukan kepadaku.
“Ratih telfon dari Damar nih” ujar Mira sambil
meletakkan ponselku dimeja belajarku
“hallo” ujarku mengangkat telfon tersebut
“hallo, Tih ini gue Damar. Besok free kan? Gue mau
ngajak lu Dinner” jawab seseorang ditelfon
“iya Mar, dicaffe biasa jam 7 yah jangan telat”
jawabku lalu memutuskan telfon tersebut.
######
Ku duduk disebuah kursi didekat jendela dengan gaun
Pink soft yang kukenakan dipadu padankan dengan Sepatu hills pendek warna nut
dan rambut yang kubiarkan terurai. Tak pernah ku merasa secantik ini, dan ini
semua aku lakukan untuk Damar.
Namun sudah hampir jam 8 malam Damar tak kunjung
datang, tak pernah Damar telat seperti ini. Ini diluar kebiasaan Damar, pasti
ada hal yang buruk menimpanya.
Saat aku sudah mulai bosan menunggu dan nomer Damar
tidak aktif, ada nomer asing yang menelponku.
“hallo maaf ini siapa?” sapaku
“hallo, ini gue Ricky temennya Damar” jawab orang
tersebut
“iya, ada apa yah?” tanyaku
“Damar kecelakaan Tih, dia sekarang kritis di Rumah
sakit deket caffe kalian janjian” ujarnya yang sontak membuatku kaget dan shyok
“oke thanks” jawabku langsung mematikan telfon dan
kemudian memanggil pelayan untuk membayar minuman yg telah ku pesan.
Aku berlari sekuat tenaga menuju rumah sakit
tersebut, kulepas Hills ku dan kejinjing bersama dengan tas tanganku.
Setibanya dipelataran rumah sakit, detak jantungku
semakin tak beraturan. Ada ketakutan yang menghantuiku dan semakin dekat dengan
ruangan Damar semakin besar juga rasa ketakutan itu. Air mata sudah sejak tadi
mewarnai wajahku.
Suara tangis terdengar diruang ICU sebuah rumah
sakit didaerah jakarta, hati ku semakin kacau tatkala kulihat orang tua Damar
memeluk erat pasien yang sudah tertutup selimut rumah sakit dan sedang
dilepaskannya alat bantu yang tadinya terpasang ditubuh pasien tersebut.
Langkah ku semakin berat untuk memasuki ruangan tersebut, air mata perlahan
jatuh dan mengenai pipiku. Oh tuhan benarkah dia yang terbujur kaku disana
adalah kekasihku Damar?
“kak Ratih!!!” tampak adik Damar yaitu Dini memanggilku
dan berlari kencang kearahku yang hanya bisa terdiam didepan pintu ruangan
tersebut
“siapa yang mereka tangisi? Aku dapat kabar kalo
Damar kecelakaan”ujarku sambil terisak
“itu ka Damar, 10 menit yang lalu dia baru saja
menghembuskan nafasnya untuk yang terakhir kali. Dia titip ini ke aku, katanya
dia ingin kaka membukanya setelah upacara pemakamannya selesai” ujarnya lalu
memberikanku sebuah kotak yang entah apa itu isinya.
Tangisku
pecah, tubuhku lemas dan terasa seperti terhempaskan oleh ombak yang sangat
dahsyat. Baru kemarin dia mengantarku pulang dari sekolah dan kini matanya
sudah terpejam untuk selamanya. Ku taruh kotak itu kedalam tas ransel ku lalu
ku hampiri jasad tersebut dan kubuka selimut yag menutupi wajahnya, benar saja
dia memang Damar kekasihku dengan luka memar dipelipis kanannya dan sejumlah
luka lain diwajahnya. Mulutku kaku, tak ada kata yang mampu keluar dari mulutku
dan hanya air mata yang terus menerus membanjiri wajahku.
“yang tabah ya sayang, kita doakan saja yang terbaik
buat Damar” ujar ibunda Damar yang memelukku erat dan membelai lembut rambutku.
“kenapa secepat ini?kenapa harus sekarang? Dan
kenapa aku ngga ada disaat-saat terakhirnya dia? Kenapa?”teriakku sambil
meremas-remas selimut Damar.
“ikhlasin ka, ka Damar pasti sedih lihat kakak kaya
gini” ujar adik Damar memelukku.
#####
Sedikit demi sedikit liang kubur pun tertutup oleh
tanah, sudah tak nampak lagi jasad Damar yang dibalut kain kafan. Ku langkahkan
kakiku perlahan menjauh dari pusara kekasihku itu, aku tak kuat jika harus
berlama-lama berada disitu. Aku takut aku pingsan dan justru malah merepotkan
keluarga besar Damar.
Ku tutup pintu kamar dan ku hempaskan tubuhku
kekasur, ku lihat kotak pemberian Damar tergeletak dimeja belajarku. Ku raih
kotak tersebut lalu ku buka, nampak dua buah cincin emas tersusun didalamnya,
air mataku kembali tumpah dan ku tutup kembali kotak tersebut lalu ku genggam
erat. Aku berjanji akan menjaga kedua cincin ini, sebagai tanda cintaku kepada
Damar dan tanda keabadian cinta kami.
THE
END