Blogger Widgets

Rabu, 24 April 2013

SEMUA KARENA CINTA



Semua Karena Cinta

Semua orang pasti senang bila diperhatikan oleh kekasihnya, namun tidak denganku yang tak mencintai kekasihku. Kenapa bisa pacaran kalu ngga cinta? Itu pasti pertanyaan yang keluar dari benak kalian saat membaca kisah ini.
Semua berawal ketika Damar menyelamatkanku saat aku hampir loncat dari sebuah gedung tua karena diputusin. Damar mampu menguatkanku dan membangkitkanku dari keterpurukan dan Damar pun menembakku tepat seminggu setelah kejadian itu. Aku berhutang budi dan berhutang nyawa kepada Damar dan memutuskan untuk menerimanya agarku bisa membalas kebaikannya.

#####

“Serius lu mau mutusin Damar?” tanya Mira temanku
“iya gue gamau terus-terusan nyakitin dia, gue gamau membangun sebuah hubungan kalau hati gue ngga ada disitu” jawabku
“sukses deh ya buat keputusannya, oke gue cabut duluan yawww”
“sip”
Sebuah motor matic berwarna biru berhenti didepanku dan memang itu adalah Damar.
“Mar, gue mau ngomong sesuatu. Kita pulangnya ketaman dulu yah?” ujarku
“oke sip, yuk naik biar ngga kesorean” jawabnya dibarengi oleh tubuhku yang sudah siap diposisi pembonceng dengan tangan yang melingkar dipinggangnya.

Sesampainya ditaman Damar langsung memarkir motornya dan kami pun duduk disebuah kursi yang menghadap kedanau yang indah.
“Mar gue mau putus” ujarku lemas
“gue ngga mau Tih, gue sayang lu. Gue ngga mau kehilangan lu” jawabnya santai namun tegas
“gue ngga pernah cinta sama lu Mar, ini Cuma akan nyakitin lu”
“gue ngga ngerasa disakiti dan gimanapun perasaan lu ke gue, gue tetep cinta lu Tih”
“Maafin gue Mar, lu mau kan ajarin gue buat cinta sama lu”
“itu pasti sayang, gue akan jadi kekasih yg terbaik buat lu”
Jujur ini sangat sulit, hati Damar seperti malaikat, aku tidak sanggup untuk memutuskan hubungan ini. Aku coba untuk perlahan namun pasti mencintainya walaupun itu sulit.
#####
Besok adalah Anniv satu tahun hubunganku dan Damar, rasa itu kini telah timbul dan aku semakin hari semakin besar cinta yang Damar tunjukan kepadaku.
“Ratih telfon dari Damar nih” ujar Mira sambil meletakkan ponselku dimeja belajarku
“hallo” ujarku mengangkat telfon tersebut
“hallo, Tih ini gue Damar. Besok free kan? Gue mau ngajak lu Dinner” jawab seseorang ditelfon
“iya Mar, dicaffe biasa jam 7 yah jangan telat” jawabku lalu memutuskan telfon tersebut.

######

Ku duduk disebuah kursi didekat jendela dengan gaun Pink soft yang kukenakan dipadu padankan dengan Sepatu hills pendek warna nut dan rambut yang kubiarkan terurai. Tak pernah ku merasa secantik ini, dan ini semua aku lakukan untuk Damar.
Namun sudah hampir jam 8 malam Damar tak kunjung datang, tak pernah Damar telat seperti ini. Ini diluar kebiasaan Damar, pasti ada hal yang buruk menimpanya.
Saat aku sudah mulai bosan menunggu dan nomer Damar tidak aktif, ada nomer asing yang menelponku.
“hallo maaf ini siapa?” sapaku
“hallo, ini gue Ricky temennya Damar” jawab orang tersebut
“iya, ada apa yah?” tanyaku
“Damar kecelakaan Tih, dia sekarang kritis di Rumah sakit deket caffe kalian janjian” ujarnya yang sontak membuatku kaget dan shyok
“oke thanks” jawabku langsung mematikan telfon dan kemudian memanggil pelayan untuk membayar minuman yg telah ku pesan.
Aku berlari sekuat tenaga menuju rumah sakit tersebut, kulepas Hills ku dan kejinjing bersama dengan tas tanganku.
Setibanya dipelataran rumah sakit, detak jantungku semakin tak beraturan. Ada ketakutan yang menghantuiku dan semakin dekat dengan ruangan Damar semakin besar juga rasa ketakutan itu. Air mata sudah sejak tadi mewarnai wajahku.
Suara tangis terdengar diruang ICU sebuah rumah sakit didaerah jakarta, hati ku semakin kacau tatkala kulihat orang tua Damar memeluk erat pasien yang sudah tertutup selimut rumah sakit dan sedang dilepaskannya alat bantu yang tadinya terpasang ditubuh pasien tersebut. Langkah ku semakin berat untuk memasuki ruangan tersebut, air mata perlahan jatuh dan mengenai pipiku. Oh tuhan benarkah dia yang terbujur kaku disana adalah kekasihku Damar?
“kak Ratih!!!” tampak adik Damar yaitu Dini memanggilku dan berlari kencang kearahku yang hanya bisa terdiam didepan pintu ruangan tersebut
“siapa yang mereka tangisi? Aku dapat kabar kalo Damar kecelakaan”ujarku sambil terisak
“itu ka Damar, 10 menit yang lalu dia baru saja menghembuskan nafasnya untuk yang terakhir kali. Dia titip ini ke aku, katanya dia ingin kaka membukanya setelah upacara pemakamannya selesai” ujarnya lalu memberikanku sebuah kotak yang entah apa itu isinya.
            Tangisku pecah, tubuhku lemas dan terasa seperti terhempaskan oleh ombak yang sangat dahsyat. Baru kemarin dia mengantarku pulang dari sekolah dan kini matanya sudah terpejam untuk selamanya. Ku taruh kotak itu kedalam tas ransel ku lalu ku hampiri jasad tersebut dan kubuka selimut yag menutupi wajahnya, benar saja dia memang Damar kekasihku dengan luka memar dipelipis kanannya dan sejumlah luka lain diwajahnya. Mulutku kaku, tak ada kata yang mampu keluar dari mulutku dan hanya air mata yang terus menerus membanjiri wajahku.
“yang tabah ya sayang, kita doakan saja yang terbaik buat Damar” ujar ibunda Damar yang memelukku erat dan membelai lembut rambutku.
“kenapa secepat ini?kenapa harus sekarang? Dan kenapa aku ngga ada disaat-saat terakhirnya dia? Kenapa?”teriakku sambil meremas-remas selimut Damar.
“ikhlasin ka, ka Damar pasti sedih lihat kakak kaya gini” ujar adik Damar memelukku.

#####

Sedikit demi sedikit liang kubur pun tertutup oleh tanah, sudah tak nampak lagi jasad Damar yang dibalut kain kafan. Ku langkahkan kakiku perlahan menjauh dari pusara kekasihku itu, aku tak kuat jika harus berlama-lama berada disitu. Aku takut aku pingsan dan justru malah merepotkan keluarga besar Damar.
Ku tutup pintu kamar dan ku hempaskan tubuhku kekasur, ku lihat kotak pemberian Damar tergeletak dimeja belajarku. Ku raih kotak tersebut lalu ku buka, nampak dua buah cincin emas tersusun didalamnya, air mataku kembali tumpah dan ku tutup kembali kotak tersebut lalu ku genggam erat. Aku berjanji akan menjaga kedua cincin ini, sebagai tanda cintaku kepada Damar dan tanda keabadian cinta kami.

THE END

Senin, 22 April 2013

SERIBU

#PUISI HABIBIE UNTUK AINUN#



SERIBU
Sudah Seribu hari Ainun pindah ke dimensi dan keadaan berbeda. Lingkunganmu, kemampuanmu, dan kebutuhanmu pula berbeda. Karena cinta murni, suci, sejati, sempurna dan abadi tak berbeda. Kita tetap manunggal, menyatu dan tak berbeda sepanjang masa.
Ragamu di Taman Pahlawan bersama Pahlawan bangsa lainnya. Jiwa, roh, bathin dan nuranimu menyatu denganku. Di mana ada Ainun ada Habibie, di mana ada Habibie ada Ainun. Tetap manunggal dan menyatu tak terpisahkan lagi sepanjang masa.
"Titipan Allah bibit cinta Ilahi pada tiap insan kehidupan di mana pun. Sesuai keinginan, kemampuan, kekuatan dan kehendak-Mu Allah. Kami siram dengan kasih sayang, cinta, iman, taqwa dan budaya Kami, Yang murni, suci, sejati, sempurna dan sbadi sepanjang masa.
Allah, lindungi kami dari godaan, gangguan mencemari cinta kami. Perekat kami menyatu, manunggal jiwa, roh, bathin dan nurani kami. Di mana pun, dalam keadaan apa pun kami tetap tak terpisahkan lagi.
Seribu hari, seribu tahun, seribu juta tahun ........... sampai akhirat !
Bacharuddin Jusuf Habibie
Jakarta, 15 Febuari 2013

Teman Makan Teman



Teman Makan Teman
Aku dan Siska adalah sahabat baik sejak kecil, dan kini kami bersekolah di SMA Harapan kelas XI A. Aku duduk sebangku dengan Siska, teman-teman kami sering mengatakan bahwa kami ini layaknya sepasang sepatu yg tak pernah terpisahkan. 
Hari ini ku ajak siska ke toko buku untuk menemaniku membeli novel, dengan senang hati siska menerima ajakanku. Saat sedang melihat-lihat novel tiba-tiba siska nampak menghampiri seorang lelaki seusia kami namun terlihat Tampan dengan jas yang tidak dikancing, dasi yang kendur dan airphone yg dikalungi dilehernya. 
“eh kenalin ini Martin teman gue” ujar siska kepadaku
“hay, gue Sinta”ujarku dengan mengulurkan tangan kepada Martin
“hay juga, gue Martin” balas martin dengan senyuman.
“Lu tau ga Sin, Martin ini tuh baru aja pulang dari Prancis setelah 4th sekolah disana. Ayahnya Martin itu teman kerjanya Ayah gue” Ujar Siska mengenalkan Martin padaku.
“wah hebat yah lu bisa sekolah diPrancis, gue dari dulu mau ke Prancis ga kesampean terus haha” ujarku mencairkan suasana.
“Kalian juga hebat, cantik dan Pandai menulis novel pula.” Ujar Martin
“yang suka nulis tuh Siska, gue tuh suka fotografi”ujarku kembali
          Kami pun berbincang cukup lama sembari mencari buku yang ingin kami beli. Setelah asyik berbincang dan bertukar nomer ponsel dengan martin. Kami pun pulang dan berpisah dengan martin.

#####
Detap langkah sepatu Mrs.Tamara yang runcing, nyaring  terdengar mendekat kearah ruang kelasku. Semua murid merpihkan posisi duduknya dan mulai mengeluarkan perlengkapan belajarnya.
“Morning class” sapa Mrs.Tamara
“Morning Mam” jawab seluruh siswa kompak
“okey, now I will introduce new student. Boy please come in” ujar Mrs.Tamara
“thank you Mam, hello guys I am Martin from Paris International High school” Ujar lelaki yang baru saja masuk dan ternyata dia adalah Martin.
“oh my god, Sin itu Martin. Parah mimpi gue nih” ujar siska berbisik
“gue juga kaget Sin, ngga salah sekolah kita kedatengan murid pindahan dari Prancis” jawabku dengan berbisik juga tentunya.
“okey Martin please you sit in front of Siska” ujar Mrs.Tamara mempersilahkan Martin duduk.
Siska nampak senang karena mendapat teman baru disekolah, jujur Siska sangat sulit dekat dengan orang lain selain aku. Dia sangat tertutup dan kuper.


#####
Hari demi hari kami bertiga lalui dengan indah dan penuh canda tawa, sungguh aku tak pernah melihat siska sebahagia ini. Martin pribadi yang sangat menyenangkan, dia humoris,ramah,dan nyambung diajak sharing.
“Sin gue mau ngomong sama lu” ujar Siska menghampiriku dengan air mata membasahi pipinya dan sontak mengejutkanku
“boleh, lu kenapa Sis?” jawabku antusias
“lu jahat Sin, lu tega ngerebut Martin dari gue. Apa ini yang namanya sahabat? gue kecewa sama lu Sin” ujar Siska yang membuatku kaget bukan kepalang
“maksud lu apa Sis? gue ngga pernah ngerebut Martin. gue ngga ngerti Sis” ujarku mulai menangis
“gue sayang sama Martin, harusnya lu tau itu karena lu sahabat gue. Tapi lu malah ngerebut Martin dari gue, Martin curhat sama gue. Dia bilang dia suka sama lu dan hari ini dia mau nembak lu. Kalau lu masih nganggep gue sahabat lu, tolak dia” ujar Siska lalu pergi meninggalkanku begitu saja.
Aku hanya bisa menangis dan bingung harus berbuat apa, aku hanya bisa terdiam.
Benar saja, Martin menembakku hari ini. Aku menolaknya seperti permintaan Siska. Aku tak ingin menyakiti hati sahabatku walaupun Martin terlalu sempurna untuk ku tolak.

#####
Setelah kejadian itu Martin masih tetap berusaha mengejarku dan menunjukan rasa cintanya kepadaku. hal itu tentunya diketahui oleh siska, dan membuat siska semakin kecewa kepadaku. Akhirnya ku coba jelaskan kepada Martin bahwa siska menyukainya dan cemburu melihat kedekatan Martin dengan Aku.
"Tin, ada yang pengen gue omongin sama lu" ujarku mengawalin pembicaraan.
"Yaudah, silakan" jawab Martin santai.
"Lu tau ngga kenapa gue berusaha ngehindarin lu dan nolak lu waktu itu?" tanyaku pada Martin yang merubah raut wajah Martin menjadi serius.
"ngga, emangnya kenapa?" tanya Martin kembali.
"Siska, dia sayang sama lu tin, dia cemburu ngeliat lu sama gue. gue pernah ada diposisi Siska dulu dan itu rasanya sakit banget tin, saat dimana kita harus ngeliat orang yang kita sayang suka sama sahabat kita sendiri" Ujarku dengan air mata yang perlahan jatuh dari pelupuk mataku.
"tapi gue sayangnya sama lu Sin, bukan Siska" jawab Martin menggenggam erat tanganku.
"gue mohon tin, lu jadian sama siska. lupain gue tin, anggep semua ini ga pernah terjadi. please, kali ini aja kabulin permintaan gue tin. gue pengen ngeliat sahabat gue bahagia" Ujarku memohon.
"hati lu mulia banget sin, oke kalo emang itu kemauan lu. gue bakal turutin" jawab Martin.



####
Seminggu setelah aku menjelaskan yang sebenarnya terjadi kepada Martin, aku mendengar kabar bahwa Martin dan Siska sudah resmi jadian. Aku sangat senang sekali mendengarnya walaupun hatiku perih tapi aku bahagia melihat sahabatku bahagia. bagiku sahabat adalah segalanya :"



THE END

Sabtu, 20 April 2013

Untukmu Adikku

#guys ini cerpen adalah cerpen pertama yang gue bikin dan ini gue tulis waktu gue kelas 1 SMP, kebayangkan udah 3th lebih nih cerpen jadi penunggu setia leppy gue dan sekarang gue mau share ke kalian semua :)#

 Membersihkan rumah dan seluruh isinya memang telah menjadi kewajibanky. bagaimana tidak, adikku yang harusnya bisa membantuku menyelesaikannya justru menderita leokimia stadium akut yang mengharuskannya banyak beristirahat. beruntungnya ada Maya sepupuku yang yang tinggal bersamaku dan adikku.

saat aku sedang merapihkan lemari bukuku tiba-tiba adikku Dini memanggilku
"kakak, bisa tolong ambilkan gelas dirak atas ngga ka? aku lemes" ujarnya seraya menarik tanganku
"nanti yah din kakak lagi repot, kalo ngga kamu minta ambilin Maya saja" jawabku dengan wajah berpeluh

tak kusangka Dini nekat mengambilnya sendiri dan terdengar bunyi gaduh dari arah dapur.iya Dini terjatuh dan tak sadarkan diri.

tanpa banyak bicara aku pun menyuruh Maya mengangkat Dini dan membawanya ke mobilku,nampak sekali kecemasan pada wajah kami berdua.

#####

beruntungnya kami terbebas dari kemacetan kota metropolitan ini dan bisa cepat sampai rumah sakit terdekat. nampak dua orang perawat menghampiri kami dan telah siap mengantar Dini menuju UGD, dan seperti biasanya tidak satu pun orang boleh masuk UGD saat sedang ditangani dan tentu saja itu membuatku cemas.
karena terlalu panik aku pun sampai lupa kalau aku belum mengabari orang tuaku tentang hal ini, tanpa fikir panjang langsung ku keluarkan ponsel dari dalam saku celanaku dan ku telfon ayah.
"hallo assalamualaikum ayah" sapa ku dengan suara bergetar
"walaikumsalam, ada apa Dina? nampaknya ada hal buruk yang terjadi?" jawab ayah yang langsung berbalik menanyaiku.
"Dini yah, sepertinya penyakitnya kambuh dan dia pingsan tadi" jawabku panik
"terus kalian sekarang dimana?" tanya ayah tak kalah panik
"kita di RS.Harapan Kita yah" jawabku cepat
"baik, ayah menuju kesana sekarang. kalau ada perkembangan tentang kondisi Dini cepat kabari ayah" ujarnya dan langsung menutup telfon.

setelah sekitar 10 menit aku menunggu dengan Maya didepan UGD, nampak seorang dokter dan perawatnya keluar dari ruang UGD. tanpa fikir panjang kami pun langsung menghampiri dokter dan menghujaninya dengan pertanyaan.
"dok gimana keadaan Dini?" tanyaku antusias
"iya gimana dok keadaan Dini?" tanya Maya tak mau kalah
" kondisinya kembali menurun dan sel kankernya semakin ganas, tapi sekarang kondisinya sudah stabil" jawab dokter panjang lebar.
tanpa menjawab pernyataan dokter tadi kami langsung menerobos masuk keruang UGD dan nampak Dini telah sadar namun masih tergolek lemah tak berdaya dengan oksigen menempel dihidungnya dan sejumlah peralatan lain yang terpasang ditubuhnya.

#####

kemarin Dini telah diperkenankan untuk meninggalkan RS tempatnya dirawat karena kondisinya mulai membaik dan sudah bisa dirawat dirumah. 
hari ini niatnya aku akan mengenalkan Bayu pacarku kepada keluargaku, karena kami sudah yakin bahwa keluargaku bisa menerima Bayu dengan baik. Bayu adalah senior dikampusku,Dini,dan Maya. jelas Maya dan Dini mengenal baik Bayu namun tak satu pun diantara mereka mengetahui ada hubungan istimewa diantara kami. aku sangat terkejut melihat betapa bahagianya Dini melihat kedatangan Bayu.
"kak Bayu? kok kakak dateng ngga bilang-bilang sih?" sapa Dini yang hanya disambut dengan senyuman oleh Bayu.
"Mah,Yah, kenalin ini kak Bayu senior dikampus Dini. ganteng ya mah, dia juga pinter loh mah" ujar Dini memperkenalkan Bayu kepada kedua orang tua kami yang membuatku tambah heran.
"oh jadi dia kakak kelas yang kamu suka itu Din? yang tiap malam kamu ceritakan kepadaku?" tanya Maya dari arah belakang dan menghampiri kami.
"shut, jangan bikin aku malu deh May" sahut Dini tersipu malu.
oh tuhan adikku menyukai kekasihku sendiri? ini sungguh menyakitkan karena bahkan aku tidak mengetahui hal tersebut.
"Bay boleh ngomong sebentar ngga? tapi berdua ajah" ujarku kepada Bayu dan langsung kutarik dia ke halaman belakang rumah.

Di halaman belakang rumah
"maaf tapi sebaiknya kita menyudahi saja hubungan special ini" ujarku diiringi dengan air mata yang menetes dari kelopak mataku.
"loh? tujuan aku kesini kan justru ingin meminta izin kepada orang tua kamu dan meminta restu. kamu kenapa sih? aku salah apa?" tanya Bayu bertubi-tubi karena tak terima dengan ucapanku barusan.
"kamu lihat sendiri kan Dini begitu menyukaimu? kamu tau kan usianya pun ngga akan lama lagi? apa salah jika aku ingin membahagiakan adikku, bukan malah menyakitinya dengan pacaran dengan lelaki yang disukainya yu. aku juga berharap kamu mau nembak dia dan pacaran sama dia demi aku yu" jelasku dengan tangis yang semakin menjadi.
"baiklah aku akan memenuhi permintaan kamu karena aku mencintai kamu, inget Na aku cuma cinta sama kamu walau nantinya aku pacaran sama Dini" ujarnya yang semakin menyayat hatiku.

######

2hari setelahku memutuskan hubungan dengan Bayu, dia pun jadian dengan Dini. sungguh walaupun ini menyakitkan tapi aku bahagia melakukannya. 
hari demi hari dilalui mereka dengan penuh kebahagiaan, Bayu setia mengantar Dini menjalani Kemoteraphy dan selalu menjaganya dengan baik. sungguh Bayu memang pantas jika disebut lelaki idaman setiap wanita, dia tampan,baik,perhatian,dan rela berkorban.
aku hanya mampu melihat mereka dari kejauhan dan menahan tangisku agar tidak tumpah dihadapan mereka berdua. 
saat Dini sedang bercanda dengan Bayu ditaman tiba-tiba Dini mimisan dan tak lama kemudian dia terjatuh dan tak sadar, spontan langsung kuhampiri mereka dan membantu Bayu membawa Dini kerumah sakit.

#####

semua sudah berkumpul dirumah sakit dan menunggui Dini diruang ICU, namun sudah hampir seharian Dini tak kunjung sadar. nampak Mamah dan Ayah sudah pasrah dengan wajah diselimuti duka dan aku memeluk erat Maya. Bayu hanya terduduk lemas disudut ruang ICU dan pandangannya kosong. 
"lihat tante matanya Dini terbuka" ujar Maya yang membuat perhatian langsung tertuju ke Dini.
"sayang, ini Mamah nak" ujar Mamah sambil memegang erat tangan Dini dan membelai lembut rambutnya.
"Dini capek mah, Dini mau tidur tapi dipangkuan tuhan" ujar Dini yang membuat semuanya menangis
"Din lu ngga boleh ngomong kaya gitu, kita semua disini sayang sama lu. lu rela ninggalin Bayu?" ujarku lalu menarik Bayu dan menghadapkannya disamping Dini.
"Bayu, makasih buat semuanya. Dini minta maaf Dini udah egois, aku sebenernya tau kalau Bayu pacaran dengan Ka Dina. Maafin aku ya ka, untuk menebus kesalahan aku. aku mau kakak pacaran lagi dengan Bayu. jaga kakaku yah Bay dia baik dan hatinya seperti malaikat. aku sangat berhutang budi padanya" ujar Dini yang membuatku seperti tersambar petir disiang bolong.
"gue ngga marah sama lu Din, gue tulus ngelakuin ini semua demi lu demi kesembuhan lu. lu harus kuat jangan kalah sama penyakit" ujarku lalu mengecup kening adik kesayanganku.
"makasih ka, hati kakak memang sangat bersih. makasih buat Maya sudah jadi sepupu sekaligus teman baikku selama ini. makasih juga buat Mamah dan Ayah yang berjuang mati-matian untuk kesembuhanku. aku bisa pergi dengaan tenang sekarang" ujar Dini dan tak lama kemudian matanya terpejam dan detak jantungnya berhenti berdetak.
"dokter tolong dokter" teriak Mamah sekuat tenaga.
dokter pun datang dan memeriksa kondisi Dini
"maaf tapi nyawanya sudah tak terselamatkan lagi" ujar dokter dan sontak kami pun menangis sejadi-jadinya. Mamah pingsan dan Ayah coba menenangkan Mamah, aku dan Maya semakin erat berpelukan dan tangis kami pun tak terbendung lagi.


Hari ini hari pemakaman Dini, ku peluk Fotonya dan kusandarkan kepalaku dibahu Bayu. Tangisku pun masih terdengar padahal mataku sudah bengkak. 
ku taburkan bunga dipusara adikku, ku elus nisannya dan  ku genggam tanah dipusaranya dan kulemparkan lagi. sungguh suasana hatiku sangat tidak stabil, aku merasa sangat kehilangan. sosok yang sangat kusayangi dan kujaga dengan sekuat tenaga akhirnya pergi meninggalkanku untuk selamanya.

selamat tinggal adikku, semoga engkau mendapat tempat yang layak disisinya dan akan ku jaga Mamah dan Ayah karena merekalah harta ku satu-satunya kini. terima kasih atas kenangan manis yang engkau berikan selama hidupmu. aku bangga karena dapat memberikan kebahagiaan disisa-sisa terakhir hidupmu.

THE END
buah pena : Anis Choco